Minggu, 10 Oktober 2010

Relativitas Waktu Dalam Qur'an


Teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20 baru terbukti di Zaman ini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah dengan peralatan canggih & modern abad 20. Namun, semua ini ternyata sudah ditulis oleh Qur'an 1400 tahun yang lalu disaat zaman masih sangat kuno, bukti bahwa Qur'an bukan karangan Rasulullah Muhammad SAW, tapi memang benar firman dari Allah Pencipta Alam Semesta.




Zaman ini, relativitas waktu adalah fakta yang terbukti secara ilmiah. Hal ini telah diungkapkan melalui teori relativitas waktu Einstein di tahun-tahun awal abad ke-20.

Sebelumnya, manusia belumlah mengetahui bahwa waktu adalah sebuah konsep yang relatif, dan waktu dapat berubah tergantung keadaannya. Ilmuwan besar, Albert Einstein, secara terbuka membuktikan fakta ini dengan teori relativitas.

Ia menjelaskan bahwa waktu ditentukan oleh massa dan kecepatan. Dalam sejarah manusia, tak seorang pun mampu mengungkapkan fakta ini dengan jelas sebelumnya.

Tapi ada perkecualian; Al Qur'an telah berisi informasi tentang waktu yang bersifat relatif! Sejumlah ayat yang mengulas hal ini berbunyi:

Qs. 22 Hajj:47 "Dan mereka meminta kepadamu agar azab itu disegerakan, padahal Allah sekali-kali tidak akan menyalahi janji-Nya. Sesungguhnya sehari di sisi Tuhanmu adalah seperti seribu menurut perhitunganmu."

Qs. 32 Sajdah:5 "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu."

Qs. 70 Ma'aarij:4 "Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun."

Dalam sejumlah ayat disebutkan bahwa manusia merasakan waktu secara berbeda, dan bahwa terkadang manusia dapat merasakan waktu sangat singkat sebagai sesuatu yang lama:

Qs. 23 Mu'minuun:122-114 "Allah bertanya: 'Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?' Mereka menjawab: 'Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.' Allah berfirman: 'Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu sesungguhnya mengetahui'."

1 Contoh mudah: di kutub utara malam boleh berlaku selama berbulan-bulan, siang hari pun boleh berlaku berbulan-bulan. Jika kita pergi ke luar angkasa pun jauh dari planet & bintang maka tak ada hari kerana selalu siang tanpa ada malam.

Fakta bahwa relativitas waktu disebutkan dengan sangat jelas dalam Al Qur'an, yang mulai diturunkan pada tahun 610 M, adalah bukti lain bahwa Al Qur'an adalah Kitab Suci.

Sebaliknya, dalam alkitab tetangga, justru malah berkata sebaliknya, bahwa waktu-waktu atau masa-masa itu tetap.
Dan ditambah ada 1 ayat yg lucu dalam ayat yang bersangkutan.
Matahari belum lagi dibuat, tapi sudah ada siang & malam.
Pada hari pertama sudah ada terang & gelap, padahal matahari baru dibuat pada hari ke 4.

Qs.4 Nisaa':82. MAKA APAKAH MEREKA TIDAK MEMPERHATIKAN AL-QUR'AN? KALAU SEKIRANYA AL-QURAN ITU BUKAN DARI SISI ALLAH, TENTULAH MEREKA MENDAPAT PERTENTANGAN YANG BANYAK DIDALAMNYA.

Sabtu, 09 Oktober 2010

Kecepatan Cahaya Dalam Qur'an

image

Kecepatan Cahaya, Kecepatan gelombang elektro magnetic yg tercepat di jagat ini, yaitu: 299792.5 Km/detik, yang baru diketahui abad 20 tentu saja dengan peralatan canggih & modern terakhir, namun hal ini ternyata telah ditulis Qur’an 1400 Tahun yang lalu.
 
Kecepatan Cahaya, Kecepatan gelombang elektro magnetic yg tercepat di jagat ini, yaitu: 299792.5 Km/detik, yang baru diketahui abad 20 tentu saja dengan peralatan canggih & modern terakhir, namun hal ini ternyata telah ditulis Qur’an 1400 Tahun yang lalu.
Mungkin saudara saudarai pernah tahu jika konstanta C, atau kecepatan cahaya yaitu kecepatan tercepat di jagat raya ini diukur, dihitung atau ditentukan oleh berbagai institusion berikut:

US National Bureau of Standards, C = 299792.4574 + 0.0011 km/det
The British National Physical Laboratory, C = 299792.4590 + 0.0008 km/det

Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar: ”Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik".

Sekarang, mari kita perhatikan apa yg Qur’an tulis tentang kecepatan cahaya.

Qs. 10 Yunus: 5. Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (jalan-jalan) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan. Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan haq. Dia menjelaskan tanda-tanda kepada orang-orang yang mengetahui.

Qs. 21 Anbiyaa: 33. Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.

Qs. 32 Sajdah: 5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadaNya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu

Sekarang, mari kita perhatikan dengan seksama.
Jarak yang dicapai “Sang urusan” selama 1 hari = jarak yang ditempuh bulan selama 1000 tahun atau 12000 bulan.
C . t  = 12000 . L
dimana : C = kecepatan Sang urusan
                t  = waktu selama satu hari
                L = panjang rute edar bulan selama satu bulan
Sekarang, sistem kalender telah diuji mendapatkan nilai C yang sama dengan nilai C yang sudah diketahui setelah pengukuran.
Ada dua macam system kalender bulan:
1. Sisyem sinodik, didasarkan atas penampakan semu gerak bulan dan matahari dari bumi.
    1 hari     = 24 jam
    1 bulan  = 29.53059 hari
2. Sistem sidereal, didasarkan atas pergerakan relatif bulan dan matahari terhadap bintang dan alam semesta.
    1 hari    = 23 jam 56 menit 4.0906 detik = 86164.0906 detik
    1 bulan  = 27.321661 hari
Bulan kembali ke posisi semula tepat pada garis lurus antara matahari dan bumi. Periode ini disebut “satu bulan sinodik”
Selanjutnya perhatikan rute bulan selama satu bulan sidereal, Rutenya bukan berupa lingkaran seperti yang mungkin anda bayangkan melainkan berbentuk kurva yang panjangnya L =   v . T.

Dimana:
    v  =  kecepatan bulan
    T  =  periode revolusi bulan
        =  27.321661 hari
a = 27.321661 days/365.25636 days x 360 o = 26.92848o
Ada dua tipe kecepatan bulan :
1. Kecepatan relatif terhadap bumi yang bisa dihitung dengan
    rumus berikut:  ve = 2 . p . R / T
dimana  R = jari-jari revolusi bulan = 384264 km
              T = periode revolusi bulan = 655.71986 jam
Jadi  ve =  2  X  3.14162  X  384264 km / 655.71986 jam
             =  3682.07 km/jam

2.  Kecepatan relatif terhadap bintang atau alam semesta. Yang ini yang akan diperlukan. Einstein mengusulkan bahwa kecepatan jenis kedua ini dihitung dengan mengalikan yang pertama dengan cosinus a, sehingga: v  =  Ve X Cos a
Dimana a  adalah sudut yang dibentuk oleh revolusi bumi selama satu bulan sidereal
a  = 26.92848o
Bandingkan C (kecepatan sang urusan) hasil perhitungan dengan nilai C (kecepatan cahaya) yang sudah diketahui !
Jika:
L = v . T
v  =  Ve X Cos a
Ve = 3682.07 km/jam
a =  26.92848 o
T = 655.71986 jam
t = 86164.0906 detik

Maka:
C . t = 12000 . L
C . t = 12000 . v . T
C . t = 12000 . (Ve X Cos a) . T
C  = 12000 . ve . Cos a . T / t
C  = 12000 * 3682.07 km/jam X 0.89157 X 655.71986 jam / 86164.0906 detik
C  = 299792.5 km/det

Sekarang,,, mari kita bandingkan antara perhitungan yg ditulis Qur’an dengan perhitungan abad 20.
Qur’an --------------------------------------> C = 299792.5 Km/detik
US National Bureau of Standards, ------> C = 299792.4574 + 0.0011 km/detik
The British National Physical Laboratory, C = 299792.4590 + 0.0008 km/detik
Konferensi ke-17 tentang Penetapan Ukuran dan Berat Standar: ”Satu meter adalah jarak tempuh cahaya dalam ruang vacum selama jangka waktu 1/299792458 detik".
Kesimpulan dari Profesor Elnaby:
“Perhitungan ini membuktikan keakuratan dan konsistensi nilai konstanta C hasil pengukuran selama ini dan juga mnunjukkan kebenaran AlQuranul karim sebagai wahyu yang patut dipelajari dengan analisis yang tajam karena penulisnya adalah ALLAH, Sang Pencipta Alam Semesta Raya.”
Elnaby, M.H, 1990, A New Astronomical Quranic Method for The Determination of The Greatest Speed C
Fix, John D, 1995, Astronomy, Journey of the Cosmic Frontier, 1st edition, Mosby-Year Book, Inc., St Louis, Missouri
Qur’anul Kariim, Tahun 611 Masehi, ALLAH Azza Wa Jalla, Pencipta Alam Semesta Raya

Qur'an Surat 32 Sajdah:
1. Alif laam miim
2. Turunnya Al-Quran yang tidak ada keraguan di dalamnya, dari Tuhan semesta alam.
3. Tetapi mengapa mereka mengatakan: "Dia Muhammad mengada-adakannya." Sebenarnya Al-Quran itu adalah kebenaran dari Rabbmu, agar kamu memberi peringatan kepada kaum yang belum datang kepada mereka orang yang memberi peringatan sebelum kamu; Mudah-mudahan mereka mendapat petunjuk.
4. Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di 'Arsy. tidak ada bagi kamu selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak seorang pemberi syafa'at. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan?
5. Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu

Jadi,,, 1 bukti lagi… Islam ---> TERBUKTI BENAR…
Adakah dalam kitab agama lain yg boleh menjelaskan masalah kecepatan cahaya ini???
Qs.4 Nisaa':82. 
 " Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al-Qur'an? kalau sekiranya Al-Qur'an itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka mendapat pertentangan yang bayak didalamnya" 


Semoga bermanfaat

Kamis, 07 Oktober 2010

4 Kunci SUKSES dalam menjalankan filosofi hidup

  1. Menikmati Setiap Proses Kehidupan.
Ternyata nikmat yang paling berharga dalam setiap individu adalah nikmat iman dan nikmat sehat. Akan payah sekali jika seseorang yang memiliki harta yang banyak tetapi kualitas kesehatannya tidak baik. Karenanya itu, dalam setiap kesempatan seharusnyalah kita ciptakan segala bentuk nikmat agar hidup kita lebih bermakna. Sesuai dengan filsosofi mas nur bahwa ‘nikmat itu diciptakan dan tidak datang dengan sendirinya’. Ketika beribadah, kita bisa menciptakan kenikmatan itu dan itulah yang disebut dengan khusyu (nikmat dan focus), adakalanya kita merasa, setiap ibadah yang kita lakukan tidak pernah khusyu karena kita tidak berusaha untuk menciptakan kenikmatan itu hadir.
  1. Mudah Bersyukur Atas Kejadian Apa Pun
Bersyukur juga bisa menjadi nikmat, apabila kita benar benar mengerti kepada siapa kita bersyukur, untuk apa kita bersyukur dan perilaku syukur yang seperti apa yang harus kita implementasikan.
  1. Menjadikan Setiap Kemudahan Itu Semata-mata Datangnya Hanya Dari Yang Maha Kuasa
Dalam perjalanan hidupnya, mas nur merasa bahwa apapun yang dia cita citakan, dengan kebesaran Allah, selalu saja ada jalan dan tentunya dipermudah untuk mendapatkannya. Kuncinya adalah “kita harus selalu berusaha untuk memberikan manfaat dan mempermudah jalan bagi mereka yang membutuhkan pelayanan kita”, begitulah mas nur berujar
  1. Mampu Menjembatani Apa Yang Dimiliki Pada Sebuah Ilmu Pengetahuan Yang Siap Untuk Dibagikan Pada Siapa Pun
Dalam hal ini, mas nur yang juga sebagai seorang psikolog terapan dan konsultan, selalu ingin membagi setiap ilmu yang dia miliki kepada siapapun yang membutuhkannya. Mas nur yakin bahwa dengan selalu berbagi hal yang positif, akan menambah nilai tabungan di akherat. Seperti halnya ilmu ‘berintuisi’, ilmu ‘empati’, ‘ilmu senyum’ dan masih banyak lagi.

Ilmu Senyum
Senyum adalah modal utama dalam mengawali untuk meniatkan sesuatu. Senyum adalah sedekah dan dapat menambah nilai pahala kita. Tersenyum ikhlas, tidak terpaksa, akan membuat hati kita menjadi tenang. Senyum juga merupakan salah satu bentuk syukur. Senyum adalah obat tanpa efek samping. Dalam setiap melayani siapapun, senyum dapat menghangatkan suasana yang runyam dan tentunya akan membuat wajah kita tampak lebih manis. Senyum juga dapat mencairkan ego. Tersenyum membuat hormon endorphin (hormone kenikmatan) dan adrenalin (hormone pacu/ritme) seimbang.
Senyum dibagi dalam 3 katagori :
1.   Senyum dalam bibir
2.   Senyum dalam hati yaitu niat melakukan sesuatu karena ridlo Allah
3.   Senyum dalam perilaku yaitu menghargai setiap apa yang kita dan orang lain perbuat.

Cara melatih dasar Senyum adalah dengan mengucapkan terima kasih dan meminta maaf kepada orang-orang terdekat kita. 

mari tetap tersenyum kawand ! karena senyum itu merupakan salah satu ibadah termudah yang dapat kita lakukan... 
"Tenang....., Pasti ada solusinya..."

Tenang dan Iman adalah rahmat
Setiap manusia yang hidup didunia, tidak pernah bisa menghindar dari sesuatu yang kita sebut sebagai masalah/problema/persoalan. Karena setiap mahluk yang berpikir, akan selalu merasa ada yang harus diprioritaskan untuk disikapi. Karenanya itu, keimanan sangat diperlukan dalam diri individu. Jika saja umat manusia tidak diberi iman (keyakinan) oleh Allah Swt, akan banyak sekali orang yang bunuh diri sebelum menghadapi persoalannya, akan banyak sekali orang orang yang berbenturan, akan kacau dunia ini tanpanya.. Iman.. yang secara fitrah dimiliki oleh setiap insan.
Individu yang memelihara imannya dengan baik, insyaAllah akan memiliki sikap tenang yang baik, akan terlihat secara lahir (perilaku) dan terasa didalam batin. Seperti halnya Rasululloh Saw, seorang manusia yang diberi rahmat ketenangan batin yang kuat oleh Allah Swt, karenanya itu jika kita ingat kembali kisah kisah Rasulullah Saw dan para sahabatnya, jelas sekali diterangkan bahwa para sahabat Rasul merasa tenang jika berada didekat beliau. Ternyata sikap tenang itu dapat memvibrasikan ketenangan pula kepada lingkungan sekitar. Karena orang yang tenang, yakin bahwa setiap persoalan yang menghadangnya, Allah Swt senantiasa menuntunnya.
Akan tetapi, ketika manusia sudah buntu dengan jalan pikirannya, sudah kusut dengan perasaannya, bagaimana mencari solusi untuk menghadapi permasalahannya, hanya ada 2 pilihan yang dapat dilakukan, yaitu ingat kepada Allah swt dan berusaha mendekatkan diri padaNya atau memilih jalan yang tidak diridhoi oleh Allah Swt dan terjebak dalam lingkaran setan... (Na’udzubillah..).
‘Allah tidak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya..’ (QS_2 : 286), Bahwa Allah Swt melimpahkan rahmat kepada seluruh mahluk diseluruh alam raya ini, termasuk perasaan tenang dan solusi (petunjuk). Subhanallah.. Begitu luasnya rahmat Allah Swt pada kita. Jika saja setiap individu meyakini ayat ini, insyaAllah.. kita tidak akan mendapati banyak orang yang membunuh dirinya sendiri atau bahkan orang lain, tidak akan banyak orang yang terkena stress karena keadaan ekonomi. Ketika penulis mendengar ada seorang ibu yang membunuh kedua anaknya yang masih balita karena kondisi ekonomi keluarganya yang terpuruk, Astaghfirullah.. Tambah lagi pembelajaran kehidupan bagi penulis, agar kita senantiasa mendoakan ibu itu dan juga Negara Indonesia agar perekonomian bangsa kita kembali stabil. Dan kita sebagai ummat muslim, disarankan untuk saling membantu, padahal jika merujuk kembali kepada konsep sedekah dalam islam seperti halnya infak dan zakat mal, tentunya kecemburuan sosial ekonomi, kemiskinan, kebodohan tidak akan se-merajalela sekarang ini.

Saling mengingatkan untuk kebenaran dan kesabaran
Bumi kita saat ini sudah semakin tidak stabil, tidak seimbang disebabkan oleh keberadaan insan yang cenderung menyikapi permasalahannya dengan menyakiti mahluk/individu lain. Bahkan alam pun terkena dampak perilaku ke-tidakseimbang-an ini, mulai dari penebangan hutan yang berlebihan, eksplorasi sumber daya alam yang tidak sesuai aturan. Mungkin, tanpa disadari, kitapun sering melakukan hal ini, walaupun baru kecil kecilan, tidak terkecuali penulis. Memang bukan suatu kesalahan jika kita memanfaatkan mahluk ataupun alam sebagai salah satu alternative solusi hidup yang positif, asal tidak dengan kadar yang berlebihan. Karena sesuatu yang berlebihan akan merusak keseimbangan. Indikasi perilaku tidak seimbang adalah ketika keinginan keinginan pribadi individu ataupun organisasi cenderung menghalalkan segala cara, cenderung tidak memikirkan kepentingan orang lain, cenderung menyakiti lingkungan sekitar, oleh karena itu, jika kita kaitkan dengan salah satu ayat Al-Qur’an dalam QS. Al-Ashr bahwa setiap muslim seharusnya bisa saling mengingatkan tentang berbuat kebenaran dan berbuat sabar. Sangat damai jika kemasan ‘mengingatkan’ yang disampaikan-pun  sesuai tuntunan islam, yaitu dengan bahasa santun dan perilaku yang menenangkan.

Kisah Nabi Musa dan doanya
Sebuah kisah yang diambil dari QS_20 ayat 25-28, ketika Nabi Musa AS menghadapi Fir’aun dan para pengikutnya untuk menyerukan Tauhid dan berbuat Keadilan, Nabi Musa AS yakin dan bertawakal pada Allah Swt agar beliau dijauhkan dari rasa takut dan gugup.. beliau berdo’a. ‘Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, lepaskanlah halangan dari lidahku, agar mereka dapat memahami ucapanku’. Tenang.. doa ini membuat dia tenang.. kedekatannya kepada Allah SWT membuat hati, pikiran dan perilakunya sangat tenang, karena dia sangat yakin bahwa Allah dengan ke-Maha Besarannya akan membimbing dan mempermudah jalannya menuju situasi yang lebih baik dari kemungkinan kemungkinan buruk yang diduga.



Tenang memunculkan potensi
Sikap tenang dapat memunculkan potensi yang dimiliki oleh setiap individu, petunjuk dari Allah Swt pun akan lebih mudah hadir. Ada cerita menarik, ketika seseorang diuji dengan proses ketenangan yang berkaitan dengan potensi intuisi yang dimilikinya. Adalah seorang mahasiswa salah satu universitas terkemuka di yogyakarta yang baru saja selesai mengenyam pendidikan Sarjana Hukumnya di daerah itu. Orang tua kandungnya bertempat tinggal di Jakarta. Mahasiswa itupun harus memilih tempat apakah di Yogya ataukah di Jakarta untuk meneruskan studi masternya. Singkat cerita, akhirnya dia berencana untuk meneruskannya di yogya saja, karena sudah kadung cinta dengan daerah istimewa ini. Dalam perjalanannya di yogyakarta, tiba tiba hati kecilnya menggerakkannya harus kembali ke Jakarta, dan dia tidak mengerti mengapa demikian (tidak sesuai rencana). Dalam setiap langkah hidupnya dia selalu merasa ada yang membimbingnya. Intuisi / instingnya mengarahkan dia harus ke Jakarta. Dengan sikap tenang dan perasaan yakin, dia tidak memikirkan apa yang harus dilakukannya setelah sampai di Jakarta. Beberapa minggu kemudian setelah sampai Jakarta, dia bertemu dan diajak oleh temannya untuk menemaninya mendaftar ujian PNS, diapun disarankan oleh temannya untuk mendaftarkan diri juga. Lucunya, sebenarnya dia tidak ingin menjadi PNS, karena menghargai temannya akhirnya dia ikutan. Tetapi tidak pernah diduga sebelumnya, akhirnya dia lolos seleksi.. Alhamdulillah.. dan master hukumnya-pun diteruskan dengan biaya dari kantornya. Subhanallah.. Padahal dia tidak pernah mengetahui apa yang akan didapatkannya dengan mengambil sikap demikian.. Wallahu ‘alam.. Ternyata Allah Swt lebih mengetahui yang terbaik buat dia. Sikap tenang merupakan tahapan awal dalam mencapai solusi permasalahan.

Tips menyikapi permasalahan dengan 5T :
I.    Tenang
  • Allah sangat dekat dengan hambanya yang tenang
  • Dengan tenang, pikiran akan lebih jernih dan akan lebih mudah untuk memanajemen emosi
  • Menarik nafas dalam dalam ketika marah dapat membantu mencairkan ego
Tips menenangkan diri dengan relaksasi spontan :
a.    Posisi duduk dikursi
b.    Punggung tidak bersandar kekursi, sikap duduk tidak perlu di tegak tegakkan atau dibungkuk bungkukkan, rileks saja
c.    Telapak kaki menyentuh lantai (alas kaki lebih baik dibuka)
d.    Kedua tangan diletakkan diatas paha
e.    Cari posisi yang menurut anda paling nyaman dengan cara menggerakan sedikit dari bagian bagian tubuh anda
f.    Pejamkan mata, fokuskan pikiran anda pada dada anda
g.    Sambil menarik nafas melalui hidung, kerutkan telapak kaki, pantat, telapak tangan, dan wajah anda sampai optimal (note : ketika menarik nafas, bayangkan kecemasan anda)
h.    Tanpa menahan nafas, langsung keluarkan nafas melalui mulut dengan spontan dan cepat.. kaki, tangan, pantat, wajah kembali keposisi semula
i.    Kendurkan seluruh otot bagian tubuh anda
j.    Ulangi tahapan ini dari ‘e’ sampai dengan ‘i’
k.    Lakukan sampai 3x
Islam menganjurkan kepada kita, disaat memiliki problema, dekatilah Dzat yang Maha Pemberi Petunjuk dengan membaca dan mengamalkan Asmaul Husna atau mengkaji AlQur’an.. InsyaAllah jalan menuju kebahagiaan akan terbuka lapang.

II.    Tekun

Menekuni niat awal (istiqamah).
Mencapai konsisten memang tidak mudah, selama manusia hidup didunia, kita diberikan kesempatan seluas luasnya oleh Allah Swt untuk menabung pahala didunia bakal bekal di akhirat.
Bioritme setiap orang mengalami fluktuatif setiap waktunya, karenanya itu kita sering merasakan mood nyaman dan tidak nyaman, adalah manusiawi jika diliputi hal demikian. Konsisten adalah bentuk dari sikap disiplin dan kedisiplinan merupakan salah satu bentuk dari sikap tanggung jawab. Sebagai khalifah yang mengemban amanah Allah Swt, ada baiknya kita melakukan sikap ini. Ketika mood sedang turun, sangat dianjurkan bagi setiap muslim untuk recharge jiwa dengan mengikuti pengajian, silaturahmi untuk saling mengingatkan hal hal positif, membaca buku tentang ajaran islam, mengkaji Al-Qur’an, terus meng-update wawasan dan pengetahuan tentang pedoman pedoman hidup cara islam.

III.    Teliti

Teliti terhadap perbaikan diri sendiri. Berikan kesempatan pada diri kita untuk mengevaluasi diri, kelemahan apa yang harus diperbaiki, apa yang membuat orang lain kecewa pada kita sebagai insan yang tidak sempurna. Kita sadar bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tetapi bukan berarti tidak memperbaiki diri, sebagai hamba Allah yang ingin menempati tempat yang mulia, proses perbaikan diri ini mutlak diperlukan, tetapi bukan berarti pula kita harus selalu mengikuti isi kepala orang lain (keinginan). Teliti adalah sikap memeriksa untuk mendapatkan hasil terbaik. Setiap individu berhak memberikan pandangan kepada kita, tetapi sebagai mahluk yang dikaruniai kemampuan untuk berpikir, kita juga diberikan kesempatan untuk memilih pandangan mana yang sesuai dengan kemampuan kita, yang sekiranya tidak akan banyak orang yang akan kecewa dengan hasil dari keputusan kita yang pada akhirnya menjadikan ‘itu’ sebagai solusi untuk mensejahterakan orang banyak.

IV.    Tanggulangi

  • Hadapi permasalahan anda dengan berpikir positif dan yakin bahwa anda diberi kemampuan oleh Allah Swt untuk dapat menyelesaikannya
  • Hadapi persoalan anda dengan orang dan waktu yang tepat. Orang yang tepat adalah pihak yang terkait dengan persoalan yang anda hadapi. Waktu yang tepat adalah suatu masa dimana anda sudah sampai pada tahapan tenang, tekun dan teliti.
  • Jangan menunda dan menghindari persoalan, karena persoalan tidak akan pernah selesai sampai anda menyelesaikannya.
V.    Tawakal
  • Yakin bahwa Allah Swt menuntun jalan hidup kita
  • Menyerahkan hasilnya kepada Allah Swt
  • Merupakan tahapan inti dari seluruh tahapan, manusia menjalankan proses dan berusaha dengan totalitas, Allah Swt-lah yang menentukan yang terbaik untuk hambanya